skip to main |
skip to sidebar
WONOSOBO - Seorang warga asal Kampung Tegalsari RT 2 RW 6 Kelurahan Campursari, Kecamatan Bulu, Kartini (58) menjadi korban perampokan dan penganiayaan usai keluar dari ATM Bank Jateng Parakan, Senin (29/7).
Sekitar pukul 09.00 usai mengambil uang korban dipaksa masuk mobil dan dipukuli dalam perjalanan Parakan-Kaliwiro Wonosobo.
Dalam aksi tersebut, tiga pelaku ditangkap, yakni Ahmad Sukur Jaya Sironi (31), Suyanto (37), dan Darto (36) kesemuanya warga Tanjungkarang Lampung. Darto sempat lolos dan bersembunyi di perkebunan, namun akhirnya tertangkap sore kemarin.
Sekitar pukul 10.00 oleh para pelaku, korban diturunkan di jalur raya yang sepi Wonosobo-Kebumen tepatnya di Desa Dempes, Kecamatan Kaliwiro. Korban kemudian berteriak minta tolong dan ada warga melintas bernama Rio Prasetyo dan Haryanto. Lalu keduanya kemudian melapor ke Polsek.
Atas laporan warga itu, lima anggota Polsek Kaliwiro yang dipimpin Kanit Polsek Aiptu Amirudin mengejar dengan sepeda motor menuju arah Kebumen. Mereka hanya diberi tahu bahwa pelaku menggunakan mobil Avanza. Para petugas berpencar melalui beberapa jalur dan pelaku berhasil dihentikan di perbatasan Wadaslintang-Kebumen tepatnya di dusun Majaena, Desa Pesodongan, Wadaslintang.
Sok Akrab
Sekitar pukul 11.15 mobil pelaku B-1650-CFQ terperosok ke kebun, kemudian pelaku melarikan diri dan dikejar. Pelaku sempat mendapat amukan massa. Modus yang digunakan pelaku dalam mengelabui korban adalah berlaku sok akrab dan kepada korban.
Menurut cerita Kartini saat ditemui di Mapolres, para pelaku mengaku bernama Slamet yang merupakan tetangganya di Kecamatan Bulu. ''Mereka sok kenal dan bilang ingin membicarakan jual beli tanah. Setelah saya dari ATM para pelaku mendekat dan menarik saya masuk ke dalam mobil.''
Dia mengatakan pada awalnya para pelaku hanya berbincang-bincang seputar tanah. Namun setelah berjalan dari arah Parakan ke Kledung korban sudah mulai curiga dan sesampainya di jalur Kledung korban sempat minta turun karena melihat anaknya berada di jalan raya. ''Saya nanya mau dibawa ke mana, mereka marah-marah. Waktu itu saya melihat anak saya di jalur Parakan-Kledung,'' terangnya.
Dijelaskan, setelah sampai di Kalikuto, Kecamatan Kertek tiba-tiba para pelaku merampas harga benda berupa kalung seberat 12 gram, 2 cincin 5 gram, uang tunai Rp 250.000, dan sebuah ponsel merk Cross.
SMA Negeri 1 Mojotengah berhasil menjadi Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (ADIWIYATA) Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013. Menurut Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mojotengah, Dra. Sri Widyastuti, penetapan ini sesuai dengan SK Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah Nomor : 3057 tahun 2013 tanggal 7 Juni 2013. Atas keberhasilan ini, SMAN 1 Mojotengah kini mulai berbenah lagi untuk mengikuti Lomba Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional. Hal ini diungkapkan Sri Widyastuti, dalam rilisnya ke Bagian Humas Setda Wonosobo, Kamis 25 Juli.
Selain Sekolah ADIWIYATA, SMAN 1 Mojotengah juga berhasil menjadi Sekolah SEHAT tingkat Kabupaten Wonosobo, sebagaimana yang tertuang dalam SK Bupati Wonosobo Nomor : 441.5/276/2013 tanggal 16 Juni 2013.
Menurut Sri Widyastuti, hal ini tercapai berkat kerja keras dan dukungan semua pihak, baik siswa, guru, maupun orang tua siswa, serta instansi terkait. Selain itu melalui misi SMA Negeri 1 Mojotengah, yakni Mewujudkan Lingkungan Sekolah yang berprestasi dan mencintai lingkungan, SMA Negeri 1 Mojotengah beberapa kali berhasil menyabet juara sekolah sehat dan bersih, diantaranya berhasil menjadi pemenang Green School Award tahun 2012 dan 2013, yang diselenggarakan dalam rangka Dies natalis UNNES.
SMAN 1 Mojotengah tampil sebagai sekolah Adiwiyata dan sekolah sehat, berkat beberapa kriteria yang berhasil dipenuhi, yakni sekolah yang mampu memberikan gambaran tentang komitmen mereka terhadap kebijakan konservasi maupun ramah lingkungan. Kriteria ini dilihat dari informasi dasar yang dimiliki, seperti kondisi fisik sekolah, baik secara spasial maupun dalam hal populasi, lokasi sekolah dan jumlah ruang hijau, dan juga informasi tentang penggunaan energi, transportasi, penggunaan air dan daur ulang serta pengolahan limbah.
Selain itu, pihaknya juga menerapkan prinsip sebagai sekolah hijau (green school), yakni sekolah yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip berwawasan lingkungan, sehingga sikap dan perilaku siswa maupun warga sekolah lainnya, seperti guru dan staf, menggunakan prinsip berwawasan lingkungan hidup dan secara proaktif berpartisipasi sebagai pembina lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya.
Prinsip dasar yang digunakan dalam green school ini adalah partisipatif, berkelanjutan, dan menyeluruh. Komponen sekolah, yakni siswa, guru, dan karyawan, selalu ikut berpartisipasi dalam pembinaan lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh pada berbagai aspek.
Beberapa kegiatan sekolah yang telah dilaksanakan dalam rangka penerapan sekolah sehat dan hijau, yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir, diantaranya kegiatan siswa menanam, dalam kegiatan ini siswa membawa 1 jenis tanaman, terutama tanaman keras. Selanjutnya dilaksanakan gerakan menanam dengan melibatkan seluruh komponen sekolah di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar. Kemudian ada kegiatan Pramuka Go Green, Lomba Taman Kelas dan Lingkungan Sekolah, Pengolahan Sampah, Daur Sampah An-Organik, dan Pembuatan Briket dari Limbah Durian.
Pembibitan juga dilaksanakan di SMAN 1 Mojotengah, yang dilaksanakan dalam rangka kegiatan praktikum ketrampilan pertanian melalui pembuatan bibit, penyemaian dan pembenihan yang dilakukan oleh siswa kelas X dan XI. Pembenihan berupa tanaman sayur dan tanaman keras seperti albasia dan pinus. Kegiatan ini juga dilakukan oleh karyawan sekolah.
Disamping itu masih ada Pembuatan Kebun Benih Sekolah serta Praktik Lapangan Siswa. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka membekali siswa terhadap ketrampilan dalam mata pelajaran yang mendukung proses pembelajaran.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa tentang lingkungan hidup, di SMAN 1 Mojotengah juga dilakukan Penelitian Siswa Berbasis Pengolahan Limbah, yang dilaksanakan dalam rangka menambah ketrampilan siswa di bidang Keterampilan Ilmiah Remaja (KIR).
Terkait penghargaan sekolah Adiwiyata dan sekolah sehat, Sri Widyastuti lebih lanjut menjelaskan, hal ini merupakan bagian dari komitmen serius pihaknya, sebagai institusi yang terus memperjuangkan isu-isu pelestarian lingkungan hidup, khususnya melalui dunia pendidikan.
Sri Widyastuti juga berharap, agar pada tahun-tahun yang akan datang prestasi ini bisa dipertahankan, dan lebih meningkat pada tingkat yang lebih tinggi, melalui perjuangan dan kekompakan semua komponen sekolah dan pihak-pihak terkait, seperti Pemerintah, Swasta maupun para Orang tua Siswa, dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan siswa yang peduli kelestarian ekosistem dan lingkungan hidup di sekitarnya.